Laman

Rabu, 24 September 2014

DESA GEGER KEC.TURI KAB.LAMONGAN




           Desa Geger memang nggak begitu terkenal dimata orang namun aku bangga dilahirkan disana karena disinin adalah desa paling indah walupun dihimpit persawahan namun semua itu yang menghadirkan suatu kesan tersendiri.Dengan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani ataupun buruh tani. desaku terbagi menjadi 3 dusun dan setiap dusunnya terdapat 6 RT, jadi jumlah keseluruhan terdapat 18 RT.Desa in sudah memiliki PDAM sehingga masyarakat tidak lagi khawatir kekurangan air bersih. Kini desaku dipimpin oleh seorang Petani Lugu walaupun pertama kali banyak orang yang tidak yakin dengan orangnya namun sekarang dia dapat membuktikan kepada  masyarakat bahwa dia bisa menjadi  pemimpin desa yang baik, berkomitmen dan memajukan desa geger. Ini sekilas cerita dari pemimpin desa saya :

            "Siapapun tak dapat menolak kehendak Sang Pencipta. Sekalipun itu seorang petani lugu. Jika dikehendaki menjadi seorang pemimpin maka tiada yang muskil.Seperti perjalanan hidup Subekhan, (41). Lelaki lugu yang kesehariannya akrab bergulat dengan lumpur dan cangkul itu, kini menjadi orang nomer satu di Desa Geger, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dalam pemilihan kepala desa (Pilkades) desa setempat pada Minggu (19/5/2013) lalu, Subekhan berhasil mengalahkan tiga orang rivalnya.
          Awalnya, Subhan tidak pernah bermimpi jika dirinya bakal menjadi Kepala Desa (kades) Geger. Sebab dari 4 calon kades yang berkompetisi dirinya yang paling tidak punya modal. Karena itu saat terpilih sebagai pemenang, hal itu merupakan sebuah keajaiban dan garis takdir dari Sang Khalik.
            “Niatan saya cuma satu.  Ingin mengabdi pada desa. Terutama ndandani ekonomi warga yang mayoritas petani,” kata Subekhan kepada suarabanyuurip.com, Rabu (22/5/2013).Untuk itu, selama masa kampanye hingga pencoblosan, Subekhan tidak melakukan hura-hura untuk mengundang simpati warga. Dirinya menyambut warga sesuai dengan kemampuannya. Kesederhanannya itulah yang ternyata mengundang simpatik warga disbanding tiga calon lainnya.Buktinya, saat Pilkades Geger, pria kelahiran 13 Februari 1972 yang bernomor urut 3 itu mengantongi 860 suara. Sedang rivalnya Safuan, 798 suara, Arif dapat 692 suara dan Sukrisno memperoleh 492 suara.
           “Setiap warga yang datang hanya saya suguhi jajan pasar. Karena hanya itu kemampuan saya,” ujar lelaki berkumis tebal ini polos.Bahkan saking sederhananya kehidupan Subekhan, saat masa pencoblosan di kantor desa, dia hanya menggunakan sandal dan berbaju biasa. Padahal lazimnya calon kades, seharusnya bersepatu dan menggunakan jas berdasi.Namun, penampilannya yang apa adanya itulah yang justru menjadi kemenengan Subekhan karena mencerminkan wakil wong cilik. Hal itu tidak lepas dari kehidupan bapak satu anak ini yang kesehariannya selalu gumbul (berkumpul) dengan para petani dan buruh tani. Kedekatan Subekhan dengan para petani itu dikarenakan selama bertahun-tahun dia sebagai pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
        “Di Gapoktan sebisa mungkin saya berbagi ilmu kepada petani agar bisa meningkat produksi pertanian,” tutur Subchan yang kehidupannya sangat sederhana ini.Berangkat dari figur seorang petani dan pengurus Gapktan, Subekhan mengaku selama menjabat kades enam tahun mendatang (2013-2019) ini akan memfokuskan pembangunan sektor pertanian untuk mengangkat ekonomi warganya yang mayoritas petani.“Bagaimana jalan pertanian dan irigasi bisa dibangun layak. Sehingga produksi pertanian bisa terangkat dan tentu dampaknya akan membawa kesejahteraan warga,” ujar Subekhan, menerangkan.
          Dia mengakui, pembangunan Desa Geger selama dipimpin mantan Kades Bambang Soepriyadi sudah cukup maju. Karena itu dirinya bersama aparatur pemerintah desa akan melanjutkan dengan mengangat sektor pertanian.“Semua masyarakat akan saya rangkul agar kembali guyup untuk bersama membangun Desa Geger,” harap pria yang akrab dipanggil Cak Bekhan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar